24 Maret 2019, sudah genap 1 tahun usia pernikahan kami. Aku dan suami sudah mulai menantikan kehadiran sang buah hati. Tahun pertama pernikahan, jujur masih terasa biasa saja tanpa kehadiran buah hati. Menjelang tahun kedua pernikahan, tekad kami untuk memiliki buah hati semakin kuat.
Maka di tahun kedua pernikahan, kami lebih serius melakukan pengecekan untuk program hamil. Aku semakin semangat mencari tahu berbagai hal tentang reproduksi. Begitu juga dengan suami yang selalu menyempatkan diri untuk cek bersama ke dokter. Karena program hamil itu mengenai kondisi suami istri, bukan istri saja, atau bukan suami saja.
Saat melakukan pengecekan bersama, kami dapat diagnosa yang lebih valid tentang alasan mengapa selama ini belum terjadi kehamilan. Dokter yang menangani kami langsung menyarankan untuk bayi tabung karena masalahnya cukup serius. Kami cukup terkejut dan hanya bisa terdiam sesaat ketika mendengar vonis tersebut.

Beragam pertanyaan timbul seiring perjalanan pulang dari Rumah Sakit sampai rumah. Apa iya harus melakukan langkah bayi tabung? Apa tidak ada cara lain selain bayi tabung? Begitulah isi kepalaku selama berhari-hari.
Karena penyebab sulitnya kehamilan sudah diketahui, aku dan suami bersepakat untuk lebih intens melakukan langkah pengobatan. Selain berbagai terapi, kami juga mengkonsumsi obat dan vitamin dari dokter. Makanan sehat yang dapat menyehatkan area reproduksi menjadi menu harian. Kami juga berusaha konsisten menjalani gaya hidup sehat.
Berbulan-bulan sudah berlalu, tetapi masih saja belum ada tanda-tanda kehamilan. Timbul lelah dan pertanyaan dalam hati tentang berapa lama proses ini akan berlangsung dan apakah kami bisa bersabar. Aku dan suami mulai kembali memikirkan apakah memang harus mengambil opsi bayi tabung atau mencoba pilihan lain yang lebih rigan terkait program hamil ini yaitu inseminasi.
Pada Oktober 2020, kami sempat menemui seorang Androlog untuk menjalankan terapi agar tidak sampai ke proses bayi tabung. Tetapi berbulan-bulan belum ada hasilnya. Sejak saat itu, kami semakin mempertimbangkan opsi bayi tabung karena memang target kami untuk lebih cepat memiliki anak.
Setelah mencari tahu lebih lanjut tentang Inseminasi dan Bayi Tabung, sekaligus membandingkan proses dan kesempatan hamil dari dua pilihan tersebut. Maka akhirnya, aku dan suami lebih memilih untuk melaksanakan program Bayi Tabung. Keputusan ini kami ambil mengingat keberhasilan hamil melalui Inseminasi lebih kecil dibandingkan kehamilan melalui proses Bayi Tabung. Proses Bayi Tabung relative singkat yaitu hanya 30 hari satu kali siklus.

First impression saat bertemu Dokter Indra adalah sosok dokter yang professional, sangat berpengalaman dan bikin tenang pasien. Beliau memaparkan kondisi kesehatan beserta penanganannya dengan baik. Selain bersikap profesional, Dokter yang biasa menangani kesuburan dan program hamil di RSIA Bunda Jakarta ini juga memberikan rasa tentram dan ikhlas kepadaku saat akan memulai program ini.
Sebenarnya pada pertemuan pertama dengan Dokter Indra, kami ingin langsung memulai program. Tetapi, berhubung kasus Covid19 sedang meningkat pesat, maka kami memilih mengundurnya sementara.
Sepulang dari Morula, aku dan suami mulai membuat daftar apa saja hal yang harus kami lakukan dan prioritaskan. Kami ingin sudah siap secara mental, fisik dan finansial, saat nanti akan benar-benar memulai program IVF.
Januari 2021, kami melakukan diet hidup sehat secara lebih ketat. Asupan dan gaya hidup juga dijaga sebaik mungkin. Olahraga menjadi kegiatan wajib mingguan saat libur kerja. Tidak lupa, aku melakukan detoks sosial media selama beberapa bulan, agar pikiran tenang dan tidak terkontaminasi berita-berita buruk.
1 Juni 2021, kami kembali menemui Dokter Indra dan menyampaikan pada beliau bahwa kami siap melaksanakan program bayi tabung. Beliau merespon dengan sangat baik seperti biasa. Aku ingat betul perkataan Dokter Indra yang berhasil menentramkan jiwaku yang sedang super deg-degan saat akan memulai semua ini. Beliau berkata “yaudah, oke, sekarang kita ikhtiar ya, serahkan hasilnya sama Allah. Jangan expect terlalu tinggi, takut nanti kecewa. Kalau gagal, kita bisa coba lagi”.

Kata-kata Dokter Indra itulah yang membuatku yang awalnya banyak kekhawatiran, seketika merasa tenang dan damai. Kalimat yang beliau ucapkan sangat dalam karena mengingatkan untuk selalu ikhlas pada apapun takdir Allah nanti yang berkerja. Saat itu juga, setelah berbagai ikhtiar panjang yang sudah aku lakukan dengan maksimal, aku berserah pada apapun keputusan Allah nantinya.
Proses Bayi Tabung diawali dari pemeriksaan USG Transvaginal pada hari ke 2 atau ke 3 haid karena pada saat itu organ reproduksi wanita sedang beristirahat. Pemeriksaan pada hari ke 2 atau ke 3 ini yang akan menentukan program hamil yang tepat. Beruntung saat itu kami berdua dalam kondisi fit, sehingga Dokter Indra bisa langsung memberi keputusan untuk penanganan yang tepat pada kami. Karena bisa atau tidaknya pasangan suami istri menjalani bayi tabung itu ada dalam keputusan dokter bukan pasien.
Rangkaian proses Bayi Tabung ini terdiri dari induksi ovulasi, pengambilan telur, pengambilan sperma, pembuahan dan terakhir adalah transfer embrio. Semua itu harus dijalani selama 14-30 hari. Waktu yang tidak begitu panjang, tetapi hari-hari tetap terasa lebih panjang saat menjalani semuanya.
Saat melaksanakan semua rangkaian proses Bayi Tabung, aku masih dalam kondisi work from home. Karena bekerja di rumah, maka untuk hal-hal seperti ambil darah atau pengecekan di Morula, aku bisa minta izin atasan. Beruntungnya, atasanku memahami dan mendukungku yang sedang program hamil.
Selain ikhtiar dari sisi medis, aku pun meminta do’a dan dukungan dari orangtua dan keluarga. Alhamdulillah, keluarga besar sangat mendukung apa yang tengah kami jalani. Kami menyadari bahwa teknologi sudah semakin maju, jadi bisa mempermudah kehamilan. Ternyata setelah dijalani memang tak seseram yang dibayangkan.
Selama 30 hari proses Bayi Tabung, aku dan suami tetap menjaga nutrisi agar selalu fit. Menjaga kesehatan tubuh menjadi prioritas kami sambil berdo’a dan harap-harap cemas menunggu hasil ikhtiar ini.
Sebenarnya rasa penasaran menyelimuti tubuh untuk segera testpack, tetapi kami memilih untuk menunggu hasil test darah. Menit demi menit, aku lewati dengan cemas. Kulantunkan banyak do’a tak henti-henti berharap hasil yang terbaik.
Hingga tibalah sebuah pesan whatsapp dari Suster koordinator yang biasa koordinasi mengenai jadwal dengan kami. Sebuah pesan yang membuat tanganku gemetar dan satu persatu air mataku tumpah. Sebuah pesan singkat yang memberitakan bahwa sebuah janin telah tumbuh dalam rahimku.
Berita kehamilan membuat tangisku pecah. Suamipun ikut terharu, kami berpelukan. Detik itu, aku merasa kami adalah pasangan paling bahagia dan beruntung di dunia ini.
Tepat tanggal 2 februari 2022,Alhamdulillah anak kami lahir dengan selamat dan sehat. Kucium dan kupeluk tubuh mungilnya. Kubisikan padanya “Nak, selamat datang ke dunia. Terima kasih sudah jadi penyemangat kami. Hadirmu adalah anugerah terbaik yang kami miliki”.

Terima kasih kepada Dokter Indra yang selalu sabar, profesional dan memberikan ketenangan di hati kami. Semoga selalu sehat dan sukses agar semakin banyak para pejuang buah hati yang bisa dibantu.
Terima kasih kepada Morula yang sudah memberikan layanan terbaiknya. Morula sangat profesional, jadwal enggak pernah ngaret, selalu sesuai target, dan sangat terbantu dengan adanya suster coordinator yang selalu mengingatkan jadwal.
Dan buat pejuang buah hati, apabila mau cek kesehatan harap dilakukan berdua, suami dan istri. Walau suami sibuk, kita harus mengkondisikan semuanya. Dan tak lupa buat buka hati dan pikiran, treatment medis yang harus dilakukan coba jalani. dan satu lagi, program hamil memang moody, jadi musti ada target. Target itulah yang akan jadi penyemangat untuk mempersiapkan mental, fisik dan finansial.
Salam penuh cinta dari Laras, Digo dan Baby M.
Seperti yang dituturkan Larastia Ningrum kepada Hayati Ayatillah.
So inspiring kaka…
MaasyaaAlloh
Ikut deg degan bacanya. Kejadian seperti ini memang sering terjadi dan butuh kelapangan hati untuk menerima apapun takdir dariNya. Semangat dan selamat menjadi ortu hehehehe semoga senantiasa dimudahkan dalam pengasuhan anak.
MashaAllah.. senang bacanya..
usaha tidak menghianati hasil y mbak..
sehat terus buat keluarga Mbak 🙂
Alhamdulillah, MasyaAllah Tabarokallah, luarbiasa perjuangannya ya mbak, selamat datang ke dunia Baby M, sehat selalu Nak