
Industri Film Indonesia terus berkembang menuju arah yang lebih baik. Kualitas film Indonesia yang semakin meningkat tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga mendapat apresiasi tinggi dari penikmat film dari luar negeri. Tentu saja peningkatan kualitas ini menjadi kabar baik juga bagi saya yang hobi menonton film Indonesia.
Seperti diketahui, sudah banyak film Indonesia yang berhasil meraih penghargaan di berbagai Festival Film Internasional, seperti Gundala, Yuni, Sekala Niskala, Laut Memanggilku dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Dan melanjutkan kesuksesan film-film Indonesia di luar negeri. Tahun ini, film “Inang” berhasil mengadakan world premiere di Korea Selatan. Dengan mengambil genre Thriller-Horror, film “Inang” juga mewakili Indonesia pada ajang Bucheon International Fantastic Film Festival.
Film “Inang”

Film “Inang” disutradarai oleh Fajar Nugros dan dibintangi Naysilla Mirdad, Lydia Kandou, Rukman Rosadi, Dimas Anggara, Pritt Timothy, Nungki Kusumastuti, Rania Putrisari, Totos Rasiti, Muzakki Ramadhan, David Nurbianto, dan Emil Kusumo. Pada kesempatan kali ini, Naysilla Mirdad langsung beradu akting dengan ibu kandungnya, Lydia Kandou.
Pada Bucheon Choice Awards, film ‘Inang’ akan berkompetisi dengan film-film berkualitas lainnya yang berasal dari Spanyol, Jepang, Australia, Denmark, dan banyak negara lainnya. Bucheon Choice Awards merupakan kategori utama kompetisi di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN).
Sejak 1997, BIFAN sudah menjadi festival budaya yang diselenggarakan di kota Bucheon, kota sastra kreatif UNESCO. Dengan motto “Stay Strange”, BIFAN memberikan panggung dan dukungan bagi karya dan talenta non-mainstream yang memiliki potensi.

“Inang” bercerita tentang perjuangan seorang perempuan melawan kekuatan jahat yang ingin mengambil alih kehidupan bayinya. Bagi Naysilla Mirdad, “Inang” adalah film panjang pertamanya. Begitu juga dengan Fajar Nugros, “Inang” merupakan pengalaman perdananya dalam menyutradarai film bergenre thriller-horror.
Konflik dalam film ini dibalut dengan unsur mitos jawa, yaitu Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan, yang merupakan inspirasi utama alur cerita dari film ini. Dengan segudang unsur thrilling & jump-scare, “Inang” yang ditulis oleh Deo Mahameru menawarkan pelajaran yang berharga seputar perjuangan perempuan, kasih sayang orangtua, dan realita kehidupan.
Selama perhelatan BIFAN, film “Inang” akan ditayangkan dua kali, yaitu World Premiere pada 8 Juli 2022 dan pemutaran kedua pada tanggal 13 Juli 2022 mewakili Indonesia berkompetisi dengan film-film dari negara lain. Fajar Nugros selaku Sutradara mengakui bahwa proses pembuatan film “Inang” tidaklah mudah, tetapi berkat kerja keras dan dedikasi seluruh pihak yang terlibat, film ini berhasil mendapat apresiasi dari BIFAN, sebuah festival film tingkat Internasional.
IDN Pictures berkomitmen untuk membuat karya terbaik

Head of IDN Pictures, Susanti Dewi, mengungkapkan rasa syukurnya atas apresiasi BIFAN terhadap film “Inang”. Melalui film “Inang”, IDN Pictures berkomitmen untuk membuat karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menghadirkan pengalaman hidup bagi yang menyaksikan.
Tentu saja, film “Inang” yang sarat akan kultur budaya Indonesia dan mengandung unsur misteri yang memukau ini sangat menggugah rasa penasaran. Nantikan segera tanggal tayangnya di Indonesia, begitu ungkap Susanti Dewi yang juga merupakan Produser dari film “Inang”.
Lebih jauh lagi, Fajar Nugros berharap pencapaian film “Inang” ini dapat menjadi motivasi kepada sineas Indonesia lainnya untuk terus berkarya. Sejatinya kita mampu dan kita siap untuk unjuk gigi di mata dunia, ujarnya dengan penuh rasa optimis dan semangat.
Keterlibatan IDN Pictures di BIFAN tahun ini melalui dua proyek terpilih, yaitu Inang (The Womb) di kompetisi utama Bucheon Choice dan Horor Keliling (Cursed Circus: Sweet Vengeance’s of A Tale Teller) melalui It Project Selection. “Horor Keliling” sendiri dipilih oleh Network of Asia Fantastic Film (NAFF) Project Market untuk mengikuti It Project Selection.
Dengan hadirnya dua karya tersebut pada Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) diharapkan menjadi awal dari banyaknya rekognisi dan karya-karya yang berkualitas besutan sineas Indonesia yang tidak hanya sukses di pasar nasional, namun juga diakui kualitasnya di kancah internasional.
Kita sebagai penikmat film patut angkat jempol pada seluruh sineas perfilman Indonesia yang terus meningkatkan kualitasnya, baik dari segi teknis maupun alur cerita. Membuat film itu tidak mudah, jadi mari kita dukung terus karya-karya terbaik anak bangsa.
Penasaran saya pengen nonton film “Inang” Ini ya mba. Semoga bisa masuk bioskop Indonesia. Aamiin
sama, mbaa, saya juga penasaran banget pengen cepet nontonnya
Bangga banget ya film kita masuk festival di luar negeri begini. Udah makin mantep aja kualitas film kita tuh
betul, mbaa, Alhamdulillah film Indonesia semakin berkualitas
Alhamdulillah ya Mbak..
makin hari makin terdengar gaung film Indonesia
iyaap, Alhamdulillah, mbaa, jadi kita makin bangga sama perfilman Indonesia ya
Gak sabar pingin nonton filmnya di bioskop Indonesia. Penasaran seperti apa filmnya, sampai lolos di kompetisi internasional.
iyaa, saya juga penasaran, mba
Alhamdulillah karya anak bangsa mengharumkan nama Indonesia lagi.
Alhamdulillah, kualitas perfilman Indonesia mulai diakui oleh negara lain ya, mbaa
seneng bgt film Inang mewakili Indonesia ke festival BIFAN di bucheon. Apalagi ini film membawa budaya n mitos jawa. waaah mantep bgt. thanks sharingnya mbak
iyaap, hal yang unik juga si menurut saya, bikin penasaran pengen cepet nontonnya