Bulan lalu, seorang sahabat bercerita bahwa ia baru saja batal ta’aruf, ia merasa sedih sekali karena usia sudah menuju angka 3 tetapi jodoh tak kunjung datang jua. Ia sedih bukan karena kesal atas ketentuan Ilahi tetapi karena segala penjuru baik keluarga atau teman sudah menanyakan hal tentang pernikahan setiap saat, setiap waktu. Mulai dari kata-kata yang baik sampai dengan kalimat bernada sindiran yang nyelekit di hati.
Memang di masyarakat kita ini entah kenapa budaya nyinyir itu disebut juga perhatian, katanya nyinyir is caring. Padahal diam itu emas rasanya lebih indah ya 😀
Lalu, jika ada sebutan ‘nikah muda’, apa berlaku juga istilah ‘telat nikah’? Saya sepertinya memilih berpendapat tidak! Karena pada dasarnya semua akan menikah pada waktunya.
Perlu sama-sama kita sadari, menikah di usia berapapun adalah ketetapan Yang Maha Kuasa. Itu adalah hak mutlakNya, tidak bisa kita meminta mempercepat atau memperlambat. Jika ada yang menikah di usia 21 atau 30 atau 40 sekalipun itu adalah takdir yang berlaku. Tugas manusia hanya berikhtiar panjang, untuk hasilnya mari diserahkan kepada Ia yang Maha Mengetahui.
Lalu, bagaimana kalau kita bertemu dengan golongan ‘kiri’ yang bikin panas kuping dan hati? Bilang saja mohon do’anya dan kalau bisa tolong carikan juga calonnya, biasanya yang serius tanya akan serius juga mencarikan calon untuknya.
Dan kepada teman-teman yang hobi banget membuat kalimat yang jleb, coba deh berfikir sebelum berbicara, kalau kita ada di posisi dia bagaimana perasaannya. Selain simpati, tunjukkan juga rasa empati. Toh masih sesama manusia, kan? Jadi pasti masih punya hati 🙂
👏👏👏👏
Luar biasaa
👍👍👍👍
Makasiii, mba endang 🙂
Saya setuju dengan ini….
Semangat menjemputnya, bang *eh 🙊
Sangat setujuuu, kadang kalo di kampung baru lulus SMA aja ditanya kapan nikah 😥😥
Puk puk sabar ya, ka 😊😊😊