Ini topik yang sering ditanyakan oleh teman-teman single ketika membahas soal pernikahan.
Sejujurnya rada bingung, hitungan mapan itu bersifat relatif sama seperti perkara cantik. Tiap orang punya ukuran dan pendapat yang berbeda, jadi ga bisa dipukul rata.
Sedikit sharing, awal nikah saya dan suami bermodal 2 koper isi pakaian kami, 1 ember isi alat makan dan 1 kardus isi buku, kami menempati sebuah kontrakan di daerah pondok gede dan karena belum ada kasur, kami memakai bedcover untuk tidur. Dibacanya seperti menyedihkan ya? Wahahaha… tapi Alhamdulillah kami baik-baik saja dan bahagia jika mengingat masa-masa berkesan itu. Waktupun berlalu, berbagai karunia Allah pun datang hingga akhirnya Alhamdulillah sekarang kondisi ekonomi kami jauh lebih baik dibanding ketika awal berumahtangga
Mungkin bakal ada yang protes gini “hidup setelah nikah bukan modal cinta saja kali!” Lho malah awal nikah itu saya ga cinta cinta amat sama suami karena kami berkenalan hanya 3 bulan sebelum nikah jadi kalau saat itu saya hanya bermodal cinta saja mungkin kami sudah berakhir saat itu juga.
Modal nikah yang pertama adalah iman yang artinya percaya kepada Allah. Percaya disini bukan hanya sekedar kita beriman, mengucap syahadat dan melaksanakan ritual ibadah saja tetapi juga percaya bahwa semua ketentuan Allah itu adalah yang terbaik dan Allah ga pernah menelantarkan hambaNya yang baik dan selalu berikhtiar.
Bagi kaum adam, persoalan mapan ini mungkin kelihatan cukup berat ya dan bisa bikin sedikit minder. maka pesan saya untuk teman-teman sesama wanita, lelaki yang saat ini terlihat jauh dari mapan itu cobalah lihat sedikit ke dalam bilik-bilik hati dan sikapnya. Selama pria itu masih berjuang dalam hal yang halal, berusaha yang terbaik untuk keluarga dan sekitarnya maka tugas wanitalah mendampingi dan mengiringi kesuksesannya di masa depan, so, bantu dia merintis sukses sejak dini!
Kesulitan kita hari ini akan menjadi kenangan berharga di masa depan 😊😊😊