Dua garis merah tercetak jelas di alat tes kehamilan. Aku terpaku beberapa saat sambil sedikit mengucek-ucek mata dan berharap ini bukan mimpi.
Aku menatap alat testpack itu untuk kesekian kalinya, dan dua garis itu tak berubah sama sekali
“Puji Tuhan, aku hamil”
Ternyata memang bukan mimpi, aku benar-benar hamil.
Setelah benar-benar yakin kalau positif hamil, aku langsung buru-buru memberitahu suami tentang kejutan pagi ini.
Kehamilanku adalah sebuah kabar yang sudah keluarga kami tunggu dalam satu tahun pernikahan ini. Mungkin menurut orang-orang, setahun itu waktu yang sebentar, tapi bagi orang yang mendambakan kehamilan, 12 bulan menunggu itu terasa sungguh lama sekali.

Selama masa kehamilan, aku dan suami sudah merancang banyak hal untuk menyambut kedatangan anak kami. Aku juga sudah membayangkan banyak hal-hal indah yang akan dilakukakan bersama anakku nantinya.
Tetapi kadang takdir membawa kita pada sesuatu yang tidak terduga. Di tengah suasana penuh kebahagiaan itu, aku keguguran.
Dalam sekejap, aku kehilangan calon anakku. Anak yang sudah kami tunggu-tunggu, ternyata harus pergi mendahului kami ke pangkuan Tuhan. Duniaku menjadi gelap, aku menangis sejadi-jadinya.
Aku berduka. Keluarga kami berduka.
Seiring berjalannya waktu, walau mengikhlaskan kehilangan calon buah hati itu tidak mudah, tetapi sedikit demi sedikit aku mulai menata hati kembali. Aku mulai membangun semangat dan motivasi untuk memulai program hamil lagi.
Pada program hamil kali ini aku memilih memulainya dengan membaca artikel-artikel yang berkaitan dengan tips-tips hamil, baik dari media sosial maupun yang ditulis oleh para Blogger. Satu persatu aku simak tulisan mereka dengan baik.
Setelah merasa cukup tenang dan cukup siap, aku dan suami kembali memberanikan diri melakukan konsultasi ke Dokter kandungan di kota kami, Balikpapan.
“Tidak ada masalah pada diri Ibu, namun bentuk sperma pada suami yang kurang bagus harus segera diberi perawatan khusus” begitu kata Dokter yang menangani kami saat itu
Maka, berdasar pemeriksaan Dokter, kami dibekali beberapa vitamin. Sebagai suami istri, kami juga diwajibkan untuk menerapkan pola hidup sehat dan mengatur jadwal berhubungan. Adapun pesan khusus untuk suami adalah untuk berhenti merokok.
Sambil menuruti semua saran dari dokter, aku terus mencari cara efektif lain agar cepat hamil. Penelusuran ke berbagai media ini membuatku mendapat info tentang sebuah klinik fertilitas di Jakarta.
Harapan untuk segera memiliki anak membuat kami rela terbang dari Balikpapan menuju Jakarta untuk mengikuti program hamil disana. Setelah melalui tahapan seperti USG Transvaginal, HSG (Histerosalpingograf), dan analisa sperma, maka diputuskan bahwa aku akan menjalani Inseminasi.
Inseminasi adalah salah satu teknik pembuahan yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma terbaik yang telah diseleksi dari sekian banyak sperma menggunakan alat sejenis kateter. Alat tersebut dimasukkan melalui vagina hingga rahim sehingga sperma yang dimasukkan bisa langsung sampai ke dalam rahim tanpa melakukan hubungan seksual antara pria dan wanita. Setelah sampai di rahim, ia akan bergerak aktif ke tuba falopi dengan sendirinya untuk menemukan sel telur.
Rangkaian Inseminasi sendiri terdiri dari stimulasi ovarium, penyeleksian sperma, dan inseminasi intrauterine. Hasil dari inseminasi itu tidak langsung terlihat, butuh waktu 2 minggu untuk mendapatkan hasilnya.
Sambil menunggu hasil inseminasi, aku melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa, menjauhkan diri dari stress, dan tentu saja terus berdo’a agar mendapat hasil yang terbaik. 14 hari yang mendebarkan sampai waktu yang dinantikan pun tiba, aku dan suami tidak sabar untuk mengetahui hasil ikhtiar kami.
Hari pengumuman itu pun tiba, jantungku dan suami berdegup dengan kencang. Harap-harap cemas menyelimuti hati kami.
Dan hasilnya… gagal.
Ternyata gagal.
Hasil inseminasi kami gagal.
Saat dokter mengatakan bahwa inseminasi kami tidak menghasilkan proses pembuahan, aku hanya bisa terdiam. Kekecewaan dan kesedihan mengerubungi hatiku. Sepintas aku juga bisa melihat raut sedih dan kecewa di wajah suami.
Untuk kedua kalinya, kami gagal dalam proses memperoleh anak.
Jujur, aku sedih, sedih sekali. Tetapi, aku menerima itu sebagai bagian dari takdir yang harus dijalani. Aku yakin Tuhan selalu memberi di waktu yang tepat. Maka dari itu, inseminasi yang gagal tidak membuatku menyerah begitu saja. Walau harus lelah dan sedih, aku tidak akan menyerah dalam usaha mendapatkan anak.
Setelah kegagalan inseminasi, aku mendapat info tentang program bayi tabung yang diyakini lebih efektif dalam membantu proses kehamilan. Hari-hariku sibuk dengan pencarian semua info tentang program IVF, mulai dari prosedur, biaya sampai dokter yang tepat.
Selama masa pencarian info tentang program bayi tabung, aku dan suami sering berdiskusi tentang kesiapan masing-masing jika akan menjalani proses bayi tabung. Kami memahami bahwa program IVF ini akan memakan waktu yang cukup lama, membutuhkan biaya yang banyak dan tidak ada garansi akan berhasil. Maka dari itu, sambil menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk melakukan program bayi tabung, kami juga menyiapkan hati, pikiran, dan mental sebelum benar-benar menjalaninya.
Setelah mempertimbangkankan semuanya dengan penuh keyakinan, serta support dari keluarga yang begitu besar, akhirnya aku dan suami memutuskan untuk melakukan program bayi tabung di klinik Morula IVF Jakarta. Klinik Morula ini merupakan salahsatu klinik fertilitas terbesar di Indonesia yang memiliki tingkat keberhasilan setara dengan klinik bayi tabung di tingkat global, dengan angka kehamilan tertinggi mencapai 72%.
Di klinik Morula ini, kami dipertemukan dengan Dokter Indra Nurzam Chalik Anwar yang biasa kami panggil Dokter Indra, sosok dokter yang sangat baik, ramah, dan profesional. Dokter Indra adalah dokter spesialis obstetric dan ginekolog atau Sp.OG (Kebidanan dan Kandungan) yang sehari-hari praktek di RSIA Bunda Jakarta, Morula IVF Jakarta, dan Klinik teratai. Selain itu, dokter senior yang sudah berhasil menangani banyak pasien ini juga menjadi konsultan dokter di Makuku family dan menjadi salahasatu pengasuh online di Halodoc.

Rangkaian proses bayi tabung dimulai dari pemeriksaan USG Transvaginal pada hari ke 2 atau ke 3 haid karena pada saat itu organ reproduksi wanita sedang beristirahat. Pemeriksaan pada hari ke 2 atau ke 3 ini yang akan menentukan program hamil yang tepat. Puji Tuhan, saat itu Dokter Indra memutuskan kami bisa melakukan program bayi tabung, karena sebenarnya bisa atau tidaknya pasangan suami istri menjalani bayi tabung itu ada dalam keputusan dokter bukan pasien.
Rangkaian proses bayi tabung terdiri dari induksi ovulasi, pengambilan telur, pengambilan sperma, pembuahan dan terakhir adalah transfer embrio. Semua langkah itu harus dijalani selama 14-30 hari. Karena proses yang cukup panjang itulah akhirnya kami memutuskan untuk tinggal di Jakarta untuk sementara.
Setelah melalui seluruh prosedur, kami menunggu hasilnya dengan harap-harap cemas. Apalagi dengan riwayat kegagalan inseminasi sebelumnya, sungguh perasaan yang campur aduk. Beruntungnya, dari awal menjalani program, Dokter Indra sudah memberikan edukasi bahwa semuanya ada resiko kegagalan, peluang keberhasilannya tidak mungkin 100 persen. Maka dari itu, kami hanya benar-benar berharap hasil yang terbaik dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tetapi Puji Tuhan, kali ini, anugerah itu akhirnya datang juga ke rahimku. Proses bayi tabung ini berhasil, buah cinta keluarga kami berkembang dengan baik. Akhirnya, aku hamil.
Kehamilan kali ini kujalani dengan sangat bahagia dan penuh hati-hati. Karena tak ingin keguguran untuk kedua kalinya, sampai pada trisemester awal, aku memutuskan untuk tinggal di Jakarta. Setelah Dokter Indra memberi pernyataan bahwa kehamilanku cukup aman untuk menempuh perjalanan Balikpapan-Jakarta, maka akupun kembali ke Balikpapan.
Dan akhirnya pada 3 Maret 2016, lahirlah anak pertama kami, Gisella Zipporah Turnip. Bayi perempuan yang cantik dan lucu dari rahimku. Buah hati dari perjuangan penuh haru dan perjalanan panjang Balikpapan-Jakarta.
Untuk Dokter Indra Anwar, semoga sukses terus dan selalu semangat untuk membantu para pejuang buah hati.
Untuk Morula IVF Jakarta, terima kasih atas pelayanannya yang ramah dan nyaman, tim dokternya pun sangat profesional, semoga maju terus sehingga bisa membantu lebih banyak lagi pasangan yang menginginkan buah hati.
Untuk para pejuang buah hati, terus semangat untuk berjuang. Sebagai manusia, kita harus selalu berusaha dan berikhtiar. Yang pasti harus semangat dan yakin bahwa suatu saat nanti akan hamil.
Begitulah kisah perjuangan Ibu Rince Yusvita Sirait dan Bapak Erwin Handoko Turnip dalam mendapatkan buah hati. Tidak ada usaha yang sia-sia, dan Tuhan akan selalu membantu setiap hambaNya yang berusaha dengan sungguh-sungguh.
Seperti yang dituturkan Ibu Rince Yusvita Sirait kepada Hayati Ayatillah