Na, kemarin Teh Ade info ke grup kalau kamu udah enggak ada, udah enggak ada, Na. Aku langsung telpon Teh Ade buat mastiin. Dan ternyata bener kamu udah enggak ada, Na…
Izinkan aku menyimpan sedikit dari banyaknya kenangan kita di sini ya, Na, biar aku enggak lupa. Aku juga lagi cari video-video yang ada kamu, supaya aku enggak lupa suara kamu.
Ennaku yang sholihah, yang baik hatinya, yang lembut tuturkatanya. Kamu udah pergi duluan. Aku belum sempat ke rumah kamu, kamu juga enggak akan pernah nonton film baru aku, Na.
Kamu pernah bilang “Ti, tulisan kamu mah difilemin aja, soalnya aku lebih suka nonton daripada baca buku”. Kamu juga yang happy banget pas tau aku nulis bareng Asma Nadia, penulis favorit kamu kan, Na.
Dan waktu aku share cover script film aku, kamu juga langsung nge-share cover script film itu jadi status whatsapp kamu, dan entah kenapa aku tergerak untuk mengabadikannya juga, fikirku “buat kenangan”. Dan hari ini, aku mendapat jawabannya kenapa aku tergerak untuk meng-screenshoot status whatsapp kamu. Allah ingin agar aku selamanya selalu ingat bahwa ada kamu yang selalu mendukung dan mendo’akan kebaikan buat aku.
Na, kemarin aku masih mikir ah kamu mah masih sakit aja, belum sadar aja, insyaAllah bentar lagi juga sadar lagi. Tapi hari ini, ada yang ngirimin foto pemakaman kamu, aku jadi sadar kalau kamu udah benar-benar pulang ke dekapan Allah, Na.
Na, nanti kalau aku ke kuningan, aku ke rumah siapa
Terakhir chat, kita janjian makan serabi ya, Na
Na, makasi udah mau jadi teman aku. Belasan tahun bareng, makasi udah sabar ngeladenin aku.
Ingat ga, na, waktu di AeM, malam-malam abis sholat isya pasti kita ngobrol-ngobrol di Masjid sampai tengah malam. Kita ngobrol tentang apapun, tentang kejadian-kejadian lucu, tentang keluarga kita, tentang mimpi-mimpi kita.
Kamu juga yang sering ngerapiin lemari baju aku sambil bilang “coba kita liat, berapa hari rapihnya ini lemari kamu, ti?” aku hanya tertawa sambil berterima kasih banyak-banyak ke kamu.
Kalau lagi susah ngafal, kita juga sering main ke sawah di belakang Husnul.
Kalau yang lain pada libur ke rumah masing-masing, aku enggak mudik, aku pasti nginep di rumah kamu.
Waktu kita nonton KCB pertama, kita pergi ke Grage. Waktu nonton KCB yang ke dua, aku nginep di rumah kamu dulu biar bisa nonton bareng karena AeM masih libur. Btw, aku belum cerita ya kemarin-kemarin aku ketemu sama Oki Setiana Dewi, dia produser aku di film yang bakal tayang itu, Na. Waktu aku ketemu beliau, aku malah ingat perjuangan kita nonton KCB yang sekocak itu. Kenapa kita teh dulu selucu dan sekocak itu ya, hahaha…
Kita juga sering dikira kembar, padahal cantikan kamu kemana-mana.
Trus kita seneng banget ke Kanoman liat bahan-bahan lucu buat dijadiin gamis. Ohiya, kita juga pernah mau bikin brand busana muslimah bareng, tapi qodarullah belum kesampaian sampai sekarang
Cuma berdua, kita pernah ujan-ujanan ketemu wali santri karena mau nyelesein satu kasus luarbiasa
Waktu kamu pertama kali ke Jakarta, kita ke GBK. Kita sekamar excited banget.
Waktu kali kedua kamu ke Jakarta ke GBK juga buat acara wisuda Daarul Qur’an, abis itu kita main ke Pacific Place, tapi karena sertifikat kamu ilang, jadi kita cari-cari dulu dan kayaknya enggak ketemu.
Kita bertiga sama Teh Ade main ke museum BI. Dan di busway, kamu cerita kalau akhirnya kamu akan menikah dengan laki-laki yang kamu cintai. Aku bahagia sekali saat itu.
Kita teh pernah berantem ga ya, Na? aku lupa. Rasanya si enggak pernah, soalnya kamu mah ngalahan orangnya, jadi pasti kamu banyak sabarnya ya, makasi ya, Na…
Masih banyak cerita di antara kita, Na. Tahun-tahun yang seru dan menyenangkan. Kalau kata orang, eta teh masa-masa pencarian jati diri, Na. Dan beruntungnya aku ditempatin sama Allah buat nyari jati dirinya di Al-Multazam, jadi ketemunya sama kamu, dan teman-teman lain. Enggak kebayang deh kalau aku enggak ke AeM.
Kemudian kita masing-masing menikah. Kita sibuk dengan keluarga masing-masing. Walau begitu, kita tetap saling mengabari atau menimpali. Hati yang dekat akan tetap dekat walau jaraknya jauh ya, na.
Banyak momen yang terjadi di antara kita ya, Na. Dan Enna yang aku kenal adalah Enna yang tangguh luar biasa. Kamu selalu memperjuangkan apapun dalam hidup.
Sekarang, tunai sudah semua perjuanganmu, kesabaranmu dalam ketaatan sudah paripurna, usahamu dalam menghafal Qur’an dan mengulang-ulang hafalan akan Allah balas dengan seindah-indah pemberian, Na. Semoga Al-Qur’an menjadi cahaya terang bagimu, Na. Semoga Allah memberikan kebahagian yang sempurna buat kamu di sana, Na. Aamiin
15 tahun persahabatan kita, aku mencintaimu karena Allah, Na. Aku akan jadi saksi kebaikanmu yang luarbiasa. Dan kini, tinggal aku yang masih di dunia ini yang masih harus terus memungut amal buat terus memperbaiki diri. Semoga aku bisa istiqomah kayak kamu ya, Na.
Masya allah,,, indah sekali y ti,,,
Entah pertemanan seperti apa yang telah kita jalin selama belasan tahun ini, kalau kata kamu ti “kita udah temenan hampir separuh dari usia kita sekarang”.
Banyak kisah yang kita ukir bersama, baik suka maupun duka,,, kita pun tetap bertukar cerita walaupun tak bersua,,,.
Sehari sebelum kamu pergi, kamu berhasil membuat kami senang dan memiliki harapan besar untuk kesembuhanmu na,,, waktu itu kamu bisa menjawab salam dengan sempurna,,,
Namun besoknya aku tahu bahwa ucapan salammu itu adalah ucapan salam terakhir untuk kami ya na,,,
Kemarin aku kerumah orangtuamu na, aku bertemu anak-anakmu,,, masya allah anak-anakmu adalah anak-anak yang sholih sholihah, ini membuktikan bahwa kamu berhasil menjadi ibu terbaik untuk mereka na,,,
Aku juga akan menjadi saksi untuk semua kebaikanmu na,,,
Do’a yang sama, semoga allah memberikan kebahagiaan untukmu disana,,, aamiiin